Pemilihan umum presiden (Pilpres) 2014 mempertemukan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bertarung di tengah gelanggang. Siapa yang bakal menjadi pemimpin Indonesia dalam lima tahun ke depan? Simak liputannya di sini.
Ungkapan sedih melihat nasib
bangsa ini. Anak sekolah sekarang sudah tidak tahu lagi sejarah. PANCASILA
BUKAN LAGI SESUATU HAL LAGI YANG AKRAB DITELINGA ANAK.
Mau bukti lagi? Silakan kita
datangi anak – anak. Mereka tidak lagi sibuk menghafalkan nilai – nilai
Pancasila tetapi malah sibuk facebookan.
Marilah kita coba kita
sikapi bahwa moralitas bangsa ini adalah tanggung jawab bersama. Para guru tak
dapat dilepas begitu saja. Perlu ada daya dukung, mengingat betapa derasnya
arus globalisasi yang bergerak ke negara kita yang tak akan mungkina dapat
terbendung lagi.
Oleh karena itu pemerintah
sebagai garis depan harus menjadi corong terdepan bagi solusi masalah ini bukan
kesibukan berteknologi dengan meninggalkan akar permasalahannya.
Betapa tidak. Sedahsyatnya
teknologi tetapi apabila tidak didasari oleh moral yang baik, mau dikemanakan nasib
bangsa ini. Anak – anak sekolah sebagai generasi penerus sudah tidak lagi
peduli akan dasar negara kita. Memang sih, Pancasila diajarkan di sekolah akan
tetapi seberapa dahsyatnyakah kekuatan guru disekolah dalam membentengi arus
teknologi utamanya internet yang sudah menjadi pegangan hidup anak – anak
sekolah. Karena yang dipegang sehari – hari yaitu HP. Bukan sibuk menghafal
nilai – nilai yang ada pada Pancasila.
Cobalah anda – anda semua
yang duduk di Pemerintahan. Coba direnungkan masalah ini. Jangan tanyakan siapa
yang menulis artikel ini, tetapi tanyakan apakah benar yang ditulis ini.
Penulis tidak sekedar
berbicara bak pepesan kosong tetapi sudah dalam puncak kesedihan, puncak
pesimistis, puncak kemarahan. Bahwa sebenarnya pemerintah ini serius apa tidak
menangani masalah moral bangsa ini. Jangan hanya sibuk mengurusi Undang –
undangnya tanpa mencari kegiatan preventif.
Baiklah sekedar ide atau
wawasan dari penulis yang hanya seorang warga negara yang tak punya kekuasaan.
Mempunyai sekapur sirih berupa impian. Penulis tidak ingin bermimpi terus
menerus. Ingin rasanya penulis terbuka dalam kehidupan nyata menemui suatu
keadaan seperti pada jaman dulu, sebut saja pada masa orde baru yang ketika itu
Pancasila betul – betul dikupas habis nilai – nilai Pancasila yang disebut
dengan Eka Prasetya Panca Karsa. Kemudian didalam operasionalnya dalam
kehidupan sehari – hari baik dilingkup sekolah maupun dalam lingkup masyarakat
setiap hari di TV kita selalu lihat lomba – lomba tentang Nilai – nilai
Pancasila.
Jika kita tengok jika dalam
kehidupan sehari – hari saja masih saja pada masa Orde Baru banyak perilaku
menyimpang contoh nyata adanya korupsi pada jaman orde baru apalagi diera
sekarang ini. Sangat jauh nilai – nilai Pancasila itu dari kehidupan bangsa Indonesia
terutama anak – anak sekolah.
Bagaimana mungkin di Ujian
Nasional masalah budi pekerti tidak diunggulkan ? Apakah teknologi lebih
penting sehingga sedemikian lupa akan dasar – dasar moral bangsa. UN tidak ada
untuk mata pelajaran moral Pancasila.
Entahlah............
Hai wahai Para pemimpin
bangsa................. bangunlah dari tidurmu. Ayo benahi moral bangsa ini
yang dimulai dari anak – anak kita dengan menggalakkan lagi moralitas
Pancasilais dengan diawali dari dunia pendidikan.