0 SEPI-NYA .. BUDAYA PENGUCAPAN KALIMAT THAYYIBAH (LA ILAHAILLALLAH) DI KEHIDUPAN SEHARI - HARI

Pemilihan umum presiden (Pilpres) 2014 mempertemukan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bertarung di tengah gelanggang. Siapa yang bakal menjadi pemimpin Indonesia dalam lima tahun ke depan? Simak liputannya di sini.

Mengapa harus membaca kalimat thayyibah, bukan kalimat atau dzikir yang lainnya? Syaikh Zakariyya al-Kandhalawi dalam kitabnya yang masyhur – Fadhail Amal – mengatakan, “Karena Kalimat thayyibah (La ilahaillallah)   sumber agama dan pokok keimanan. Inilah salah satu keistimewaan kalimat La ilahaillallah. La ilahaillallah bermakna tiada ilah selain Allah. AIlah yang dimaksud adalah yang disembah, dipuja, ditakuti, dan dicintai. Ketika kita membaca kalimat ini, maka resapkanlah ke dalam hati bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah yang disembah, dipuja, ditakuti, dan dicintai. Ketika kita sudah meresapkannya, berarti kita telah mengumandangkan kemerdekaan sebagai seorang hamba; lepas dari perbudakan terhadap setan dan hawa nafsu. Kita beribadah hanya kepada Allah semata.

Kalimat ini sesungguhnya adalah suatu kalimat yang tajam maknanya. Ini dapat terjadi andai kita tahu kapan kalimat ini harus kita ucapkan. Banyak terjadi pada kehidupan kita jarangnya kita mengucap kata ini dalam kehidupan sehari - hari. Mengapa ? Karena kalimat ini seakan - akan sudah terdoktrin atau orang bilang sudah merupakan hak patennya bagi pengucapan apabila ada orang yang meninggal. Just........." HANYA BILA ADA ORANG MENINGGAL ". Apakah ini benar ? Saya yakini benar. Karena penulis sendiripun bisa dibilang baru dalam penerapan pengucapan kalimat ini dalam sehari - hari. Ini terjadi............... maksud penulis. " penulis " sebutlah " saya " menggunakan kalimat ini ketika mengalami banyak cobaan dan berturut - turut dan seakan - akan tiada pula henti - hentinya Tuhan menguji saya. Maka ketika makna Kalimat thayyibah (La ilahaillallah)   ini sudah terekam benar dibenak saya barulah kalimat ini sering saya ucapkan.
Arti yang saya tangkap dari kalimat ini adalah bahwa semua masalah yang ada didunia ini, warna - warni kehidupan ini ternyata Tuhanlah yang punya skenario. Kata rocker gaek si mas Ahmad Albar sih. Dunia ini panggung sandiwara. Nah........ kalau dunia ini ibarat panggung sandiwara. Lalu siapa dalangnya ? Sutradaranya? Kalau dibidang enterteinment sutradara jarang yang merangkap penulis skenario. Nah, kalau menyangkut tentang Tuhan, tidak ada yang tidak mungkin. Kun fayakun. Si pembuat panggung yaitu Tuhan, si penulis skenario yaitu Tuhan, Sutradaranyapun ya Tuhan. Mau apa kita sekarang ? Apa yang bisa kita lakukan kalau pada kenyataannya semua berlaku atas nama Tuhan. Inilah yang harus kita maknai dengan sungguh sungguh. Bahwa " Semua yang ada didunia ini adalah berasal dari Tuhan dan......... akan kembali kepadanya".

Melihat dari statement diatas, maka inilah yang penting harus kita lakukan sesegera mungkin. 
 
PERTAMA,  " Lupa diri  "
Ketika Tuhan memberi kesenangan ( Rejeki, peroleh jabatan, naik pangkat, mendapat hadiah dsb. ), maka sepiiiiiiiiiiiiiiiiii                                                                                                                                                                   Tak terucap Kalimat thayyibah (La ilahaillallah)   bahwasanya semuanya berasal dari Tuhan dan akan kembali pula pada Tuhan. Maka apa yang dapat kita lakukan ketika kita mendapatkan kesenangan tersebut ? Tentunya berucap syukur dan mengembalikan semuanya kepada sang Pencipta. Bahwa semua yang Tuhan adalah adalah suatu amanah.......bertujuan untuk kita jaga dan rawat. "HARTA, TAHTA DAN WANITA "  semua hanyalah titipan dari sang Pencipta. Tugas kita adalah menjaga dan merawatnya. Kita harus berpikir begitu. Kita jaga, kita rawat baik - baik, kalau - kalau.............. suatu saat yang punya hak paten mengambilnya dari kita yang tentunya sewaktu - waktu tanpa diduga - duga. Tak ada tilpun ataupun sms dari Tuhan. Hei................ manusia AKU ambil hakku atasmu. Mati-lah kita. Contoh konkrit. Katakanlah " jabatan ". Di negara kita banyaknyalah itu para pejabat yang tidak tahu bahwa dirinya sedang dititipi amanah sama Tuhan berupa jabatan. Apa yang terjadi ? Jawabnya korupsi. Mengapa ini ternyadi. Bagi yang sudah paham kalimat ini mudah jawabnya. Karena si pejabat tersebut
 Kalau tidak?Apa yang terjadi ? Tuhan akan mengambilnya kembali dalam saat dan tempat yang tidak tepat. Artinya, pada saat kita terlena dengan buaian balutan kesenangan maka saat itulah Tuhan mengambil haknya. Waduh.............................!!!!!!!!!!!!                                                                                                       
 Bisa kita bayangkan?
KEDUA,  " Berburuk sangka  "
Sebaliknya ketika Tuhan memberi kita ujian, cobaan ataukan balak, berupa sakit, takut dan kekurangan........... pun juga masih seperti sewaktu kita mendapatkan kesenangan.
 Sepiiiiiiiiiiiiiiiii
 Tidak juga terucap Kalimat thayyibah (La ilahaillallah). Mengapa ? Mereka pasti canggung bahkan tidak tahu harus mengucap apa ketika kita sedang tertimpa musibah. Mereka hanya berpikir kalimat Kalimat thayyibah (La ilahaillallah)    wabil khusus untuk orang meninggal.  Bahkan kadang yang terjadi adalah berburuk sangka kepada sang Khalik alias sang Pencipta.
KETIGA, " Budayakan mengucapkan " 
Tidak ada maksud untuk menghina seseorang . Tulisan ini sekedar mengingatkan akan pentingnya kita untuk selalu syiar kalimat Kalimat thayyibah (La ilahaillallah)   Bahwa kalimat ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan menerima apapun yang Tuhan berikan kepada kita baik itu kesenangan ataupun musibah. Jika Tuhan beri kita kesenangan berarti itu amanah, dan jika Tuhan beri kita musibah, berarti Tuhan menguji kita apakah kita semakin mendekat sama Tuhan ataukah sebaliknya malah semakin menjauhi Tuhan.

Perlu diketahui, bahwa Tuhan itu tidak butuh untuk disembah. Yang Tuhan mau adalah seberapa mampukah kita menilai apa yang Tuhan beri untuk kita baik itu kesenangan ataupun kesusahan untuk kemudian tentunya  kembali kepangkuan Tuhan untuk sekedar mengucapkan terima kasih untuk kesenangan dan curhat untuk kesusahan. Itulah yang Tuhan mau, bukan malah kita lupa diri serta berburuk sangka kepada TUHAN lalu berpaling bahkan meninggalkan-NYA .                        Jika ini terjadi, " Lihat apa yang akan kulakukan untuk hambaKu yang sombong ", kata Tuhan. Sombong karena lupa diri dan berburuk sangka kepadaKU.

Untuk itu mulai sekarang marilah kita coba yaitu bagi umat Islam untuk selalu mengucap Kalimat thayyibah (La ilahaillallah)   disegala suasana. Kalau itu sudah kita lakukan maka hampir sempurnalah kita menilai siapa dan bagaimana sang Pencipta itu serta mengerti mengapa Tuhan beri kita kesenangan dan mengapa Tuhan beri kita kesusahan. Berarti antara kesenangan dan kesusahan adalah beda - beda tipis alias sama maknanya. Jadi apa yang berbeda dong ? Yang berbeda adalah tingkat pemahaman manusia itu sendiri. Apakah Tuhan itu jahat ataukah sebaliknya Tuhan itu baik ? Oke, renungkan !

AMIN.

 

Kumpulan Informasi Copyright © 2011 - |- Game Seru - |- Bursa Kerja